selesai

Angkat Isu Bullying Lewat “Lorong Hantu”: Seram Boleh, Pesan Tetap Sampai

Pelajar Sejati
| 1 min read | 0 comments

PelajarseJati.or.id – Pementasan horor “Lorong Hantu” menjadi sorotan utama pada Pentas Produksi ke-4 Teater Pith-U PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Jati, Sabtu, 25 Oktober 2025 (25/10). Melalui pementasan ini, sutradara Wahyu Sadega menyelipkan pesan kuat kepada para pelajar: stop bullying dan hormati guru.

“Ceritanya ini tentang seorang murid yang dibully sampai jadi hantu bergentayangan,” jelas Wahyu saat ditemui usai pementasan.

Kisah tersebut diadaptasi dari novel “Hantu Galau” karya Mpok Mercy Sitanggang. Meski mengikuti alur cerita asli, Wahyu tetap menambahkan bumbu-bumbu karakter dan sentuhan baru agar lebih menarik ketika dipentaskan di panggung.

Antusiasme penoton pun turut senang dalam menyambut pementasan teater ini. Pasalnya, tema pentas produksi tahun ini membuat menarik dan tentunya berbeda dengan pementasan sebelum-sebelumnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang mengangkat tema realis, kali ini sang sutradara memilih tema semi-surealis horor untuk memberi pengalaman seni peran yang lebih menantang bagi para aktor muda.

“Kami ingin teman-teman belajar mengolah ekspresi dan imajinasi. Horor bisa jadi ruang belajar yang seru,” ujarnya.

Selain itu, di pentas produksi teater sebelumnya mengenai tema sosial, maka kali ini fokus pada tema dan isu seputar pelajar dan dunia pendidikan karena jelas bernaung di organisasi pelajar NU.

Namun, proses penggarapan teater ini tentunya bukan tanpa hambatan. Jadwal latihan yang sering bentrok turut menjadi tantangan tersendiri. Meski begitu, Wahyu melihatnya sebagai bagian penting dari proses pembelajaran.

“Ini soal komitmen. Kita semua belajar bertanggung jawab pada pilihan yang sudah kita ambil,” lanjutnya.

Melalui isu bullying yang diangkat, Wahyu berharap teater tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan. Ia ingin penonton, terutama pelajar, lebih peka terhadap dampak buruk perundungan di sekolah.

Di akhir perbincangan dengan sang sutradara, ia menyampaikan pesan semangat untuk seluruh pemain dan keluarga besar Teater Pith-U.

 “Jangan cepat puas. Berkaryalah selagi kita bisa,” tutupnya dengan senyum bangga.

 

Penulis: Ana Yunia Sari (PR. Getaspejaten)

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *