Tokoh Inspiratif PR IPNU Jati Kulon

Muhammad Fajar

Pelajar Sejati
| 1 min read | 0 comments

Muhammad Fajar Ramadhan adalah salah satu sosok pelajar IPNU yang mampu membuktikan bahwa pengabdian dan prestasi bisa berjalan beriringan. Lahir dan besar di lingkungan Jati Kulon, Fajar tumbuh sebagai remaja yang sederhana, dekat dengan masyarakat, dan senang menolong teman-temannya.

 

Sejak duduk di bangku MTs, Fajar sudah tertarik dengan dunia organisasi. Saat melihat kakak-kakak IPNU mengadakan kegiatan di desa, ia merasa terpanggil untuk ikut bergabung. “Saya ingin seperti mereka, bisa bermanfaat untuk orang banyak,” begitu ucapnya suatu kali. Dari situlah langkahnya dimulai.

 

Di IPNU, Fajar tidak sekadar menjadi anggota pasif. Ia selalu aktif hadir di kegiatan, membantu kepanitiaan, dan terlibat dalam berbagai acara ranting. Keseriusannya membuatnya dipercaya menjadi salah satu pengurus inti di PR IPNU Jati Kulon. Sejak itu, ia mulai belajar mengatur kegiatan, membina adik-adik pelajar, hingga memimpin program sosial.

 

Salah satu momen penting dalam perjalanan Fajar adalah ketika banjir besar melanda sebagian wilayah Kudus pada awal tahun 2024. Saat itu, banyak pelajar terdampak dan kegiatan belajar terganggu. Fajar bersama rekan-rekan PR dan PAC IPNU Jati tidak tinggal diam. Ia menjadi koordinator utama “Gerakan Peduli Banjir”, sebuah program yang menggalang donasi, membagikan sembako, serta membantu membersihkan rumah warga terdampak. Usaha mereka mendapat apresiasi dari PC IPNU Kudus dan masyarakat sekitar.

 

Tak hanya aktif di bidang sosial, Fajar juga memiliki prestasi di bidang keagamaan. Pada tahun 2023, ia meraih Juara 2 Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Kabupaten Kudus. Prestasi ini membuktikan bahwa kesibukan di organisasi tidak menghalangi semangatnya dalam mendalami ilmu agama. Bahkan, Fajar sering menjadi pemateri tadarus kitab kuning di rantingnya, membimbing teman-temannya untuk lebih cinta dengan tradisi keilmuan pesantren.

 

Bagi Fajar, prestasi hanyalah bonus. Baginya, yang terpenting adalah bagaimana seorang pelajar IPNU mampu menyeimbangkan antara belajar di sekolah, berorganisasi, dan mengabdi di masyarakat. “Kalau kita hanya sibuk belajar untuk diri sendiri, manfaatnya berhenti di kita. Tapi kalau kita belajar sambil mengabdi, insyaAllah manfaatnya bisa dirasakan banyak orang,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

 

Kini, di usianya yang masih muda, Fajar telah menjadi sosok panutan bagi teman-temannya di PR IPNU Jati Kulon. Ia dikenal sebagai pelajar yang rendah hati, selalu mendengarkan pendapat orang lain, dan sigap turun tangan ketika dibutuhkan. Semangat juangnya menjadi bukti nyata bahwa pelajar IPNU bisa menjadi agen perubahan, dimulai dari hal-hal kecil di desa sendiri.